Select your destination

Rabu, 25 Februari 2015

Pura Giri Semeru Agung Lumajang

Lumajang merupakan salah satu kabupaten di Jawa Timur. Kota kecil nan alami, sejuk dan bebas macet. Penduduk yang ramah, dan makanan khas nya “kupang” , yaitu kerang kecil yang dimasak dan hasilnya seperti bubur kerang. Rasanya masih nempel dilidah, doyan banget apalagi yang rasanya spicy. Juga beberapa minuman yang namanya aneh-aneh. Salah satunya es buto ijo, es janda, dan lain-lain. Saat di Lumajang, saya tinggal bersama nenek mbah ( saya manggilnya gitu). Mereka penyayang kucing banget, dulu kucingnya ada dua puluhan, dan kebanyakan jenis anggora dan persia. Sayang, kucing-kucing imut itu banyak diambil oleh rekan dekat dan saudara mbah. Dan yang tersisa hanya 4 kucing persia.
saya berdiri dihalaman pura giri semeru agung


Di Lumajang, saya senang dengan kripik nya. Tiap tahun juga dikirimin dari mbah. Rasa yang khas dan pas dikantong juga menjadi salah satu pendukungnya. Dan ada juga Pura Giri Semeru Agung, yang wajib tarveller kunjungi. Puranya besar, banyak umat hindu yang berasal dari berbagai daerah berdoa disana. Kalo traveler berfoto depan gerbang pura nya, itu mirip banget klo lagi di Pura Bali. Katanya sih pura ini merupakan pusat sembahyang nya umat Hindu. Candinya terletak diatas bukit, dan subhanallah sungguh indah pemandangan dari atas bukit ini melihat kota Lumajang yang asri. Untuk biaya masuknya sebenarnya gratis, tapi untuk menghargai penjaga candi ini, kluarin duit seikhlasnya aja. Ada satu kawasan candi yang ga boleh dimasuki selain umat Hindu yang ingin beribadah. So, saling menghargai yah, maksudnya jangan berisik kalo lagi ada yang sembahyang. Oke, sampai sini dulu cerita saya di Lumajang. semoga bermanfaat

Jumat, 06 Februari 2015

Kabupaten Luwu Timur

Travellers tahu kan Luwuk Timur itu dimana?
Kali ini saya hanya membahas bagaimana perjalanan menuju Luwuk Timur. Mengapa hanya perjalanan yang dibahas? Soalnya ini edisi Touring bikers hahaha

Kabupaten Luwuk dulunya adalah salah satu kabupaten dari Sulawesi Selatan. Namun beberapa tahun yang lalu kabupaten ini menjadi bagian dari Sulawesi Barat. Dalam rangka memperingati anniversary Mem-C (motor elit modifikasi community) dan deklarasi ladies Mem-C Luwu Timur, saya dan teman-teman akhirnya berangkat ke sana, tepatnya di Mangkutana. Kota ini merupakan wilayah perbatasan sulsel-sulteng. Kalau travelers mau ke danau Poso silahkan melanjutkan perjalanan lagi selama 3 jam. Nah travellers, untuk akomodasi ke mangkutana ini saya menggunakan motor. Selain bisa menikmati udara yang menusuk, saya juga lebih merasakan kebersamaan bersama teman-teman. Namun untuk kamu yang ga suka ber cape-capean boleh deh menggunakan bus. Menurut info yang saya dapatkan dari teman, ada 2 kategori bus yang bisa diakses. Pertama bus tanpa AC, tentu saja harga tiketnya lebih murah. Sekitar 150rb an. Dan untuk bus yang ber- AC harga tiketnya lebih dari 150rb an. Waktu yang ditempuh cukup lama. Jika naik motor ataupun bus durasinya sehari semalam.

Berbagai halangan dan rintangan telah saya lalui untuk bisa datang ke kota ini, begitupun saat balik ke kota asal. Untuk bikers yang baru pertama kali touring ke Mangkutana ini, saya anjurkan untuk tidak melakukan perjalanan malam. Banyak truk besar dan banyak toko yang tutup. Berbagi pengalaman sih, saat itu rombongan saya harus menunggu dari jam 10.00 malam hingga 08.00 pagi untuk bisa mendapatkan bengkel yang buka dimalam hari, karena bon motor yang saya tumpangi pecah. Jadi harus pelan kan bawa motornya, lewat hutan yang gelap gulita, sesekali menghindari truk besar yang lewat, ditambah lagi hujan yang lumayan deras. Untunglah ada truk yang baik hati menawarkan kami numpang sampai didaerah Bone-bone, sekalian nginap semalam.
Sediakan budget minimal 300.000 untuk perjalanan. Urusan makan, ga usah khawatir. Dipinggir jalan banyak warung yang halal dan murah meriah